Rusaknya jembatan comal di Jawa Tengah memang membawa dampak yang luar biasa bagi para pemudik di bulan ramadhan tahun ini. Waktu tempuh menjadi lebih lama. Harus antri berjam-jam karena sistem buka-tutup di jembatan Comal. Begitu pula dengan para sopir truk muatan berat yang harus melewati jembatan Comal. Mereka harus pasrah menginap berhari-hari karena jembatan tersebut baru bisa dilalui kendaraan ringan. Duka dan derita para sopir muatan berat dengan muatan jumbo (lebih dari 10 ton) ternyata tidak berhenti di situ saja. Selain harus mengeluarkan biaya extra untuk kebutuhan hidup selama menunggu jembatan diperbaiki, mereka harus menyiapkan biaya extra lain lagi. Biaya extra ini adalah pungutan liar alias pungli yang dilakukan oknum aparat yang tidak bertanggung-jawab.
Aksi pungli oknum polisi tidak bertanggungjawab ini terjadi saat Jembatan Comal selesai dilakukan perbaikan darurat. Pungli dikenakan kepada truk-truk yang tonase lebih dari 10
ton.
"Satu truknya tiga ratus ribuan, sehari mungkin bisa sampai puluhan
juta. Tapi aksi pungli biasanya dilakukan saat malam. Mungkin biar nggak
ketahuan warga," kata Slamet, warga sekitar. (tribunnews.com)
Sistem pungli yang dilakukan oknum polisi tersebut
melibatkan warga setempat sebagai kurir. Warga ditugaskan untuk mengumpulkan uang dari sopir truk. Baru kemudian uang tersebut diserahkan kepada oknum polisi
yang berjaga. Kurir ini sekaligus sebagai juru lobi yang menentukan
tinggi rendahnya pungli. Besaran pungli berkisar Rp 100 ribu - Rp 300
ribu.
Oknum polisi menangis dibekuk propam
Aksi penangkapan terhadap oknum pelaku pungli ini terjadi pada Sabtu
(9/8/2014) sekitar pukul 01.30. Oknum yang
ditangkap langsung oleh petugas Propam Polda Jateng adalah Aiptu T dan
Briptu Dn. Saat tertangkap tangan itu keduanya menangis. Aksi penangkapan oleh Propam ini berdasarkan laporan dari para sopir truk yang menyatakan adanya pungli di jembatan Comal. Dalam pengembangannya, Oknum polisi yang terlibat mencapai 10 orang.
Kita patut mengapresiasi langkah tegas ini. Oknum yang tidak bertanggung-jawab hendaknya ditindak. Jangan dibiarkan merajalela, sewenang-wenang sendiri.
sumber berita: tribunjateng
Wednesday, August 13, 2014
otonews
Busyet dah... malu-maluin
ReplyDeletekalau punglinya kagak malu
Delete